Jenis dan Fungsi Pura di Komplek Besakih (Luhuring Ambal-Ambal)


2. Pura Batu Madeg

Pura Batu Madeg berada di sisi utara  komplek pura Besakih. Komplek pura Batu Madeg termasuk pura yang sangat luas dan terdapat banyak Palinggih di dalam pura. Seperti biasanya pada setiap pura di Bali, pura Batu Madeg terdiri dari tiga mandala, yaitu utama mandala, madya mandala dan nista mandala. Sama seperti pura Kiduling Kreteg, pura Batu Madeg dikelilingi oleh tembok panyengker. Tembok panyengker ini sebagai pembatas untuk membedakan antara halaman utama pura, tengah dan luar pura.

Pura Batu Madeg menghadap ke selatan, dan antara pada halaman luar pura dengan bagian tengah pura dibatasi oleh tembok. Tembok ini berisi candi bentar sebagai pintu masuk ke halaman tengah (madya mandala) pura. Pada bagian tengah (madya mandala), terdapat satu buah palinggih dan satu buah bangunan yang disebut dengan Bale Gong. Satu buah palinggih ini berbentuk bebaturan kecil, dan di atas  palinggih tersebut terdapat batu. Bale atau bangunan di madya mandala terdapat bangunan Bale Gong yang berbetuk persegi panjang dengan tiang saka berjumlah delapan tiang saka. Kemudian, memasuki utama mandala hendaknya melalui Candi Bentar yang diapit oleh candi kecil di kanan kiri, seperti denah berikut:

Keterangan Pura Batu Madeg:

  1. Candi Bentar
  2. Bale Pegat
  3. Bale Agung
  4. Bale Pawedan
  5. Bebaturan
  6. Gedong Hyang Kumpi Batur
  7. Bale Pesambiang
  8. Panggungan
  9. Bale Tegeh
  10. Bale Pesamuhan Agung
  11. Bebaturan
  12. 12-14. Bale Pelik
  1. Bale Gong
  2. Meru Beratap Sembilan
  3. Meru Beratap sebelas
  4. Bebaturan Betara Kelabang Bangkit
  5. Meru Beratap Sebelas (Ratu Pujung Sari)
  6. Meru Beraatap Sebelas (Ratu Bagus Bebotoh)
  7. Meru Ratu Menak Bungkah
  8. Gedong Ratu Pujung Sari

23-24. Bebaturan Pelik Ratu Gajah Waktra

25-26. Bebaturan dan Bale Pelik Ratu Hidung Lantang

27-28. Bebaturan dan Bale Pelik Ratu Batu Dinding

 

Seperti pura Kiduling Kreteg, pada bagain depan Candi Bentar untuk memasuki utama mandala Pura Batu Madeg terdapat ornamen Naga dengan ekor menjulang ke atas mengikuti anak tangga ke atas. Utama mandala berada lebih tinggi dari madya mandala. Demikian pula, terdapat beberapa patung dengan bentuk yang beragam. Memasuki halaman utama atau utama mandala, maka akan dilihat beragam palinggih. Dilihat dari jumlah palinggih, di pura Batu Madeg ini terdapat paling banyak bangunan palinggih.

Halaman utama atau utama mandala pura terdapat beragam palinggih Meru, yang terdiri dari dua Meru tumpang sebelas, dan dua Meru tumpang sembilan. Terdapat juga dua palinggih yang digunakan untuk menempatkan lingga. Disamping itu, terdapat pula palinggih lainnya, dan Bale Pawedan serta Bale lainnya. Yang menarik dari pura Batu Madeg ini, dibelakang bangunan palinggih Meru terdapat beberapa Arca Ganesa dan Siwa yang sudah haus, dan batu purba.

Bentuk palinggih pura ini hampir sama dengan bentuk palinggih di pura Kiduling Kreteg, yaitu berbetuk menyerupai Siva Lingga Yoni. Pada bebaturan berbentuk lingga dan bagian atas bebaturan berbetuk yoni. Selanjutnya pada bebaturan berisi ornamen yang menggambarkan alam semesta lengkap dengan kekarangan dan terbuat dari batu padas. Demikian pula, pepalihan bebaturan berbentuk persegi yang memanjang yang disebut dengan pae, ganggong, penyu kambang, sesimbaran dan yang lainnya. Semuanya itu berbentuk keindahan yang berupa simbol- simbol yang di dalamnya ada arti yang elementer terkait dengan ajaran agama Hindu. Atap Meru terbuat dari ijuk (duk) berwana gelap, dan bertumpang mirip dengan gunung yang menjulang tinggi ke langit. Jumlah keseluruahn palinggih dan bale, demikian pula  palinggih sebagai sthana arca dan Siva Linnga berjumlah 30 buah bangunan, termasuk juga Bale Kul-Kul.

Betuk palinggih yang berada di pura Batu Madeg bebaturannya terbuat dari batu alam yang berwarna gelap. Kemudian, bentuknya segi empat dengan ragam hiasan yang hampir sama pada setiap palinggih. Kemudian atap pada setiap palinggih menggunakan ijuk atau duk yang berwarna gelap. Bale atau bangunan yang difungsikan sebagai tempat atau sthana Ida Betara saat piodalan atau upacara disebut dengan Bale Piyasan. Bale tersebut berbentuk memanjang dan memiliki tiang atau saka berjumlah delapan saka, dan beratapkan ijuk. Demikian pula, bangunan Bale yang lainnya tiang atau saka ada yang berjumlah enam tiang saka dengan bentuk persegi panjang.

Secara keseluruhan bentuk pura Batu Madeg persegi empat memanjang ke utara. Utama mandala berada lebih tinggi dari madya mandala atau halaman tengah pura, terlebih pada nista mandala atau halaman sisi luar pura. Berdasarkan pada hal tersebut, mencirikan bahwa dari halaman sisi pura sampai dengan halaman utama menandakan tingkat kesucian dari tempat tersebut. Utama mandala berada lebih tinggi, dan hal tersebut menandakan bahwa utama mandala memiliki tingkat kesucian yang tertinggi. Batas  yang membedakan halaman utama dan halaman tengah pura, berupa tembok panyengker yang tinggi. Di depan tembok tersebut, berdiri arca atau patung yang berderet dari kiri ke kanan dengan wujud yang berbeda. Keberadaan patung-patung tersebut semakin menambah keindahan pura dan memancarkan vibrasi kesucian yang tinggi.


Sumber

Dr. Drs. I Nyoman Linggih, M. Si

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan (KDT)



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Blog Terkait