Proses dan Peran Catur Sanak (Kandapat) dalam Kehidupan


3. Kesaktian

Dengan adanya ajaran Catur Sanak (saudara empat) mengingatkan kepada manusia betapa saktinya manusia tersebut, yang dalam zaman now sekarang Sakti tersebut dapat diartikan betapa pintarnya manusia tersebut, apapun bisa dilakukan oleh manusia, seperti disebutkan dalam isi lontar Panugrahan Dalem dibawah ini

Untuk menampilkan bagian ini, diperlukan
Login Membership
Artinya hendaknya ketahuilah perwujudan beliau, Sanghyang Panca Maha Bhuta. Adapun saudara yang diajak lahir adalah lima orang. Beliau semua telah suci, semuanya menjadi Dewata, dan bertempat disegala penjuru, sebagai pemelihara dunia. Inilah adanya:

  1. Yang paling tua, berwujud yeh nyom, yang disebut Anggapati, yang menjadi Patih di Pura Ulun Suwi, yang bernama I Ratu Ngurah Tangkeb Langit, yang diikuti oleh Sang Bhuta Swadnya, Sang Bhuta Swasti, Sang Bhuta Tenggara, beliau sebagai Dewatanya Sawah, sebagai Dewatanya Gunung, pemelihara dunia, dipekarangan rumah beliau berstana ditugu (tempat pemujaan di pekarangan yang bertempat di barat laut rumah) sebagai Dewatanya segala hewan, bila didalam badan beliau berstana di kulit yang disebut tegal tanpa tepi, dengan bentuk aksaranya SANG berwujud Amerta Sanjiwani, rembesanya keluar dalam bentuk keringat. Paedahnya untuk membasmi segala penderitaan dalam badan, termasuk penyakit yang dahsyat, maupun penyakit yang ringan. Demikian pula apabila mendapat penderitaan karena sumpah cor dapatlah Penjelmaan beliau adalah langit yang cemerlang, menjadi damuh (air yan g jatuh dari langit secara gerimis pada siang hari maupun malam hari) demikian saktinya I Ratu Ngurah Tangkeb Langit. Sesajinya : Katipat Dampulan Mtenggek, dengan Ikan Telur Bukasem, segehan kepelan putih, dengan ikannya bawang dan jahe
  2. Yang Paling Wayanan yang lahir kedua adalah berbentuk darah, yang bernama Sang Mrajapati, kemudian menjadi patih di Pura Sada. Kemudian beliau bernama I Ratu Wayan Tebeng diikuti oleh Sang Bhuta Usadi, Sang Bhuta Keli, beliau sebagai Dewatanya Hutan, Dewatanya Gunung, Dewatanya Jalan, Dewatanya Pintu keluar masuk rumah (lebuh), Dewatanya Pohon Kayu, Dewatanya segala macam tumbuh-tumbuhan. Bila didalam badan beliau berstana di dalam darah. Sebagai amerta kamandalu, rembesannya adalah menjadi bayu. Aksaranya adalah BANG yang bernama tampak kuntuling ngalayang. Faedahnya adalah untuk menolak segala perbuatan jahat, menolak segala perbuatan durjana, (yang ingin melakukan pembunuhan secara rahasia) semuanya itu dapat Penjelmaannya menjadi api unggun, menjadi gunung, berwujud hutan, berwujud jalan, berwujud pepohonan yang besar. Sesajinya : Katipat Galeng dengan telur itik, segehan kepelan barak, dengan ikannya bawang dan jahe
  3. Yang lahir nomor tiga berbentuk ari-ari, yang bernama Sang Bhuta Bhanaspati, menjadi patih di Pura Kemudian beliau berganti nama yaitu I Ratu Made Jelawung. Diikuti oleh Sang Bhuta Prajapati, Sang Bhuta Bisrana. Kemudian beliau sebagai Dewanya tanah tegalan, Dewatanya perkebunan, Dewatanya Panginih-nginih, dan segala yang mau berbuat jahat musnahlah adanya. Termasuk orang yang ingin berbuat jahat didalam pakarangan, musnah adanya. Bila didalam badan beliau berstana pada daging, dan pada segala lubang didalam tubuh, bentuk aksaranya adalah TANG kemudian beliau disebut galihing kangkung. Rembesannya berbentuk rambut. Kemudian penjelmaan beliau berbentuk angin kencang, menjadi mahkluk kecil (gumatap-gumitit), menjadi tegalan yang sangat luas, berwujud perkebunan yang pagarnya sangat sempurna, berwujud rumah besar yang bertembok tingg. Sesajinya : Katipat Gangsa, dengan ikan sate gede, segehan kepelan kuning dengan ikannya bawang dan jahe.
  4. Yang lahir ke empat yaitu (Nyoman), berwujud lamad. Bernama Sang Bhuta Banaspati Raja, menjadi patih di Pura Dalem. Kemudian berubah nama menjadi I Ratu Nyoman Sakti Pangadangan. Diikuti oleh Sang Bhuta Grabwag, Sang Bhuta Sundung, Sang Bhuta Slisuh, Sang Bhuta Beliau sakti tiada tandingannya. Beliau sebagai pemelihara dunia. Sebagai Dewatanya kuburan, sebagai Dewatanya Sungai, sebagai Dewatanya jurang (pangkung), Dewantanya dete, tonyo, Dewatanya Samar, Dewatanya Pantai, Dewatanya semua jenis burung, Dewatanya kekuatan Dukun, Balyan, Pangiwa-panengen beliaulah yang menciptakan kekuatan segala mantra. Bila didalam badan beliau bersemayam pada urat. Beliau sebagai perwujudan Amerta Maha Tirta, rembesannya menjadi maolah, bentuk aksaranya adalah ANG, artinya isin Buluh Bumbang, beliau mampu menolak segala bahaya. Demikanlah saktinya I Ratu Nyoman Sakti Pangadangan, penjelmaannya berwujud lautan, berwujud sungai, jurang pangkung, pantai lautan, berwujud kuburan, berwujud burung, berwujud manusia seperti diri sendiri, berwujud seperti orang tua, yang memakai kampuh poleng. Sesajinya : Katipat Gong ikannya telur diguling, atau telur angsa juga boleh, dengan sesari uang kepeng 11 biji, ditambah rokok, segehan, kepelan selem ikannya bawang jahe
  5. Yang lahir paling terakhir (ketut) adalah bayi itu sendiri bernama Sang Bhuta Dengen. Menjadi patih di Pura Beliau berganti nama yaitu I Ratu Ketut Petung. Diikuti oleh Sang Ayu Draning, Sang Bhuta ngemban nginte, beliau Dewatanya Balang Tamak Bale Agung, sebagai Dewatanya Plangkiran, sebagai Dewatanya Pasar, sebagai Dewatanya Tukang, Sangging, Undagi, Pande, sebagai Dewatanya Bale Banjar, dan dewatanya juru (rah nagas), dan sebagai Dewatanya segala jenis Ikan. Bila didalam badan beliau berstana pada tulang dan sumsum, beliau sebagai perwujudan Amerta Pawitra, rembesannya berwujud rasa. Bentuk aksaranya adalah ING inilah yang disebut Lontar Tanpa Tulis. Beliau sebagai pemelihara kandungan, dan sebagai pemelihara diri sendiri. Beliau dibenarkan membunuh musuh yang jahanam, pada diri sendiri. Demikianlah Saktinya I Ratu Ketut Petung, penjelmaan beliau berwujud kilat, berwujud pasar, berwujud bale agung, berwujud ikan, berwujud manusia laki perempuan, sesajinya: Katipat lepet akelan (enam biji), ikannya telor bojongan segehan kepelan brumbun iksnnys bawang jae.

Ini supaya diingat, saktinya beliau Sanghyang Panca Mahabhuta, bila dikehendaki demikian, wujudkanlah kekuatannya, keluar dan masukanlah didalam badan. Supaya cepat menyatu dengan kita. Semuanya mengeluarkan kekuatan sakti. Tetapi dasarnya adalah selalu memuja beliau. Selalu menghaturkan sesaji setiap hari dengan cara tulus ikhlas, inilah pemujaannya semua, mantra :

Untuk menampilkan bagian ini, diperlukan
Login Membership


Sumber
I Nyoman Nadra

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan (KDT)



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Dapatkan Dalam Versi Cetak
Baca Juga