Proses dan Peran Catur Sanak (Kandapat) dalam Kehidupan


Peran Kandapat Dalam Kehidupan

Peran Catur Sanak sangat penting dalam kehidupan manusia, dari baru lahir sampai dewasa dan bahkan meninggal. Saudara empat atau Catur Sanak selalu bersama manusia itu sendiri. Semakin hari manusia itu semakin besar maka saudara Catur Sanak tersebut juga mengalami perubahan status atau terjadi perubahan nama dari Yeh nyom, Darah, Ari-ari, Lamad. Nama-nama tersebut seiring dengan perjalanan waktu mengalami perubahan, begitu juga bayi itu sendiri semakin besar-semakin besar. Perubahan perubahan tersebut diantaranya Yeh Nyom menjadi Anggapati, Darah menjadi Mrajapati, Ari-ari menjadi Banaspati, Lamad menjadi Banaspati raja, saudara-saudara empat atau Catur Sanak ini selalu menjaga manusia itu sendiri.

Catur Sanak tersebut sampai meningkat statusnya menjadi Dewata Nawa Sanga. Dewata Nawa Sanga bisa digunakan sebagai ajaran meditasi atau ajaran yoga dengan mengolah saudara-saudara atau Catur Sanak didalam diri sendiri yang disimbulkan juga dengan aksara Dasaksara. Catur Sanak berasal dari kata Catur yang artinya empat dan Sanak yang artinya keluarga. Jadi Catur Sanak artinya empat saudara. Catur Sanak sama dengan Kandapat. Kandapat berasal dari kata Kanda dan Pat. Kanda dan Pat mempunyai pengertian Kanda adalah Tutur/Petuah. Pat artinya empat. Selain itu juga pengertian Kanda pat artinya saudara empat waktu bayi itu lahir. Diceritakan pada waktu lahir pada saat yang sama juga lahir Sanghyang Panca Mahabhuta dan Sanghyang Tiga Sakti. Beliau Sanghyang Tiga Sakti amor ring (menyatu dengan) Bhuwana Agung, kemudian dipuja semua mahkluk semua. Sedangkan Sanghyang Panca Maha Bhuta menjadi Pepatih di segala penjuru, sebagai pemelihara dunia, semua sakti tanpa ditandingi, bila di puja, diresapi, diyakini, beliau masuk kedalam badan.

1. Peran Di Kelahiran Manusia

Kelahiran manusia disertai saudara. Adapun saudara tersebut adalah ; yang paling tua (pertama lahir) Yeh Nyom (air ketuban) menjadi patih di pura hulun suwi yang bergelar I Ratu Ngurah Tangkeb Langit. Beliau menjadi dewanya sawah, dewanya bumi, dan dewanya semua binatang. Bila di dalam badan beliau berstana di kulit. Berwujud Amerta Sanjiwani. Kalau memberikan beliau sesajen bantennya ; ketipat dampulan, dengan ikan telur bokasem, canang pesucian, segehan kepelan putih, ikannya bawang jahe, atau disebut Sang Bhuta Anggapati aksara sucinya SANG dengan arah mata angin di Timur. Yang ke dua adalah Getih (darah) disebut dengan Prajapati aksaranya BANG arahnya selatan warnanya merah, beliau sebagai dewa hutan, dewa gunung, dewa jalan, menjadi patih di pura sada, bergelar I Ratu Wayan Tebeng, sesaji beliau atau upacaranya banten ; ketipat geleng, dengan ikan telur itik, segehan kepelan barak, ikannya bawang dan jahe, canang pasucian.

Yang ketiga lamas atau Banaspati, arahnya barat aksaranya TANG bergelar I Ratu Nyoman Jelawung sebagai Dewanya kebun, upacara banten untuk beliau ketipat gangsa, dengan ikan sate gede, canang pasucian, segehan kepelan kuning, ikannya bawang dan jahe. Yang ke empat Ari-ari Banaspatiraja menjadi patih di pura dalem, bergelar Banaspati Raja Aksaranya ANG bergelar I Ratu Ketut Petung. Untuk memuja beliau dengan banten upacara ketipat gong, ikannya telur diguling, pesucian, segehan kepelan selem, ikannya bawang dan jahe, di tambah rokok, sesari sebelas 11 uang kepeng bolong.

2. Peran Sebagai Kebersamaan

Kebersamaan yang dapat dirasakan dalam ajaran Catur Sanak adalah ; baru lahir si bayi, dimana ari-ari ditanam dibuatkan upacara, kemudian setelah kepus pusar dibuatkan Saudara Empatnya (Catur Sanak) pelangkiran ditempat tidur, semakin hari-kehari bayi tumbuh besar, dibuatkan upacara sampai tumbuh remaja, dewasa, tua, bahkan sampai meninggal, hal ini berarti selalu bersama-sama dengan saudaranya. Betapa bahagianya hidup ini kalau bisa hidup bersama-sama apalagi manusia adalah hidup sosial. Hal ini juga terdapat dalam Atharwa Weda : 19.62.1 dikatakan ”Priyam ma krnu deve su priyam rajasu ma krnu priyam sarvasya pasyata uta sudra utarye” yang artinya saya mendapatkan kasih sayang dari Para Brahmana, Ksatrya, Vaisya, dan Sudra, demikian juga saya mendapatkan kasih sayang dari semua mahkluk yang bisa melihat.

Hubungannya dengan penelitian ini dapat diartikan bahwa semua orang dimata Tuhan adalah sama dan harus bersama-sama memupuk kasih sayang baik itu Brahmana, Ksatrya, Wesya, Sudra karena banyak masyrakat yang saling menjaga jarak tidak ramah kepada masyarakat bawah

Begitu juga dalam bagian yang lainnya dikatakan dalam Atharvaveda : 18.3.73:

Etada roha vaya unmrjanah sva lha brhadu didayante abhi prehi madhyato mapa hasthah pitrnam lokam prathamo yo. 
Artinya
wahai manusia, dengan menyucikan kehidupan ini tingkatkanlah kesejahteraan keluarga dan sahabatmu yang banyak memiliki keistimewaan. Majulah engkau dari semua lapisan dan jangan meninggal dunia sebelum waktunya. Hiduplah dalam lingkungan keluarga, karena hidup bermasyarakat adalah hal yang penting didunia ini.

Begitu pentingnya dalam bermasyarakat tidak boleh sombong dan bermusuhan. Hidup harus memandang bahwa semua adalah keluarga dan sahabat karena banyak sahabat hidup menjadi tenang bepergian jauh menjadi tenang, semua harus dilihat sebagai sahabat seperti mantra Yajurveda : 36.18 mengatakan

Drte Drha ma mitrasya ma caksusa sarvani bhutani samiksantam mitrasyaham cak susa sarvani bhutani samikse mitrasya cak susa samik samahe.
Artinya:
Oh Tuhan yang menghancurkan kegelapan, anugrahilah saya supaya semua makhluk memandang saya sebagai sahabat, demikian pula saya melihat mereka sebagai sahabat, teguhkanlah saya dalam keyakinan ini.


Sumber
I Nyoman Nadra

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan (KDT)



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Dapatkan Dalam Versi Cetak
Baca Juga