Veda (Weda) Sebagai Sumber Ajaran Agama Hindu


2.2. Upaweda

Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

2.2.1. Itihasa

Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitan Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Ayodhya Kanda, Bala Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan ceritra yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8.

Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa (berasal dari kata “Iti”, “ha” dan “asa” artinya adalah “sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya”) maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa.

Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat masyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.

2.2.2. Purana

Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan.
Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu.
Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu : Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana, Brahma Purana, Wisnu Purana, Narada Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Waraha Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.

Berdasarkan Sifatnya , kedelapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok yaitu :

    1. Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Radma, dan Waraha.
    2. Rajasika Purana : Nhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya, Waruna, dan Brahma
    3. Tamasika Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni

Kitab Purana sangat penting karena memuat cerita – cerita yang menggambarkan pembuktian – pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Kitab ini merupakan kumpulan – kumpulan juris Prudensi. Menurut Wisnu Purana III 6.24, meliputi hal- hal sebagai berikut :

    • Cerita mengenai penciptaan dunia
    • Cerita mengenai Pralaya
    • Menjelaskan Silsilah Dewa – dewa atau Bhatara
    • Cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara
    • Cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Surya Wangsa dan Candra Wangsa

Isi kitab – kitab purana lainnya memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang cerita kejadian alam semesta, doa – doa dan mantra – mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tata cara upacara keagamaan, dan petunjuk – petunjuk mengenai tata cara melakukan ziarah ke tempat – tempat suci.

2.2.3. Arthasastra

Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.

2.2.4. Ayur Weda

Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliptui delapan bidang ilmu, yaitu ilmu bedah, ilmu penyakit, ilmu obat-obatan, ilmu psikotherapy, ilmu pendiudikan anak-anak (ilmu jiwa anak), ilmu toksikologi, ilmu mujizat dan ilmu jiwa remaja.

Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu. Kitab inipun memuat delapan bidan ajaran (ilmu), yakni Ilmu pengobatan, Ilmu mengenai berbagai jens penyakit yang umum, ilmu pathologi, ilmu anatomi dan embriologi, ilmu diagnosis dan pragnosis, pokok-pokok ilmu therapy, Kalpasthana dan Siddhistana. Kitab yang sejenis pula dengan Ayurweda, adalah kitab Yogasara dan Yogasastra. Kitab ini ditulis oleh Bhagawan Nagaryuna. isinya memuat pokok-pokok ilmu yoga yang dirangkaikan dengan sistem anatomi yang penting artinya dalam pembinaan kesehatan jasmani dan rohani.

Adapun nama kitab yang termasuk kitab Ayur Weda adalah kitab Caraka Sasmitha, Susruta Sasmitha, Astanggahrdaya, Yogasara dan Kama Sutra.
Berdasarkan materi yang terdapat dalam kitab Ayur weda meliputi delapan bidang ajaran umum, yaitu :

    1. Salya yaitu ajaran mengenai Ilmu bedah
    2. Salkya adalah ajaran mengenai Ilmu penyakit
    3. Kayakitsa yaitu ajaran mengenai Ilmu obat-obatan
    4. Bhuta Widya yaitu ajaran mengenai Ilmu psikoteraphy
    5. Kaumara Bhrtya yaitu ajaran mengenai pendidikan anak-anak dan merupakan dasar bagi ilmu jiwa anak-anak.
    6. Agada Tantra yaitu Ilmu toxikologi
    7. Rasayama Tantra yaitu Ilmu mujizat, dan
    8. Wajikarana Tantra yaitu Ilmu jiwa remaja

Kitab Caraka Samitha memuat delapan bidang ajaran, antara lain :

    1. Sutrathana : isinya menguraikan tentang ilmu pengobatan
    2. Nidanasthana : isinya memuat tentang berbagai penyakit yang bersifat umum
    3. Wimanasthana : isinya menguraikan tentang ilmu pathologi
    4. Sarithana : isinya menguraikan tentang ilmu anatomi dan embryology
    5. Indiyasthana : isinya menguraikan tentang material diagnosa dan pragnosa
    6. Cikitasasthana : isinya menguraikan tentang ajaran khusus mengenai pokok–pokok ilmu therapy.
    7. Kalpasthanana : isinya menguraikan tentang ajaran dibidang theraphy secara umumnya.
    8. Siddistana : isinya juga menguraikan tentang pokok-pokok dibidang theraphy secara umumnya.

Kitab Susruta Samhita ditulis oleh Bhagawan Susanta. Kitab ini isinya menguraikan tentang pentingnya ajaran umum dibidang ilmu bedah. Disamping itu pula kitab Susruta Samhita mencatatkan berbagai macam alat-alat yang dapat dipergunakan dalam pembedahan.

Kitab Yogasara dan Yogasastra ditulis oleh Bhagawan Nagarjuna. Kedua kitab ini isinya menguraikan tentang pokok-pokok ilmu yoga yang berhubungan dengan sistem anatomi dalam pembinaan kesehatan, baik jasmani maupun rohani.

Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan Watsyayana pada abad ke-10 Masehi. Kitab Kama Sutra berhubungan dengan kitab Wajikarana Tantra isinya menguraikan tentang ajaran ilmu jiwa remaja.

2.2.5. Gandharwa Weda

Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smerti meliptui banyak buku dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad.

2.2.6. Kama Sastra

Kama Sastra sebagai bagian dari jenis kitab Upaweda isinya menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah.
Didalam upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup, umat beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut. Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, hendaknya dipedomi oleh Kama Sastra. Karena dengan demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah /bernilai positif adanya.
Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.

2.2.7. Kitab Agama

Kitab Agama itu baru ada setelah Agama Hindu ada dan berkembang didunia.
Menurut Veda, Agama Hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat manusia. Hal ini termuat dalam kitab Yajur Veda XVI.18 sebagai berikut:

Yaatkeram wacam kalyanin awadoni janebhyah,
Brahma Rajanyabhyam cudraya caryaya ya siwaya caranayaca
Artinya:
Biar kunyatakan disini kitab suni ini kepada orang-orang banyak, kepada kaum Brahmana, kaum Ksatrya, kaum Sudra, dan kaum waisya dan bahkan pada orang-orangku dan kepada mereka ( orang-orang asing) sekalipun.

Bagi mereka yang belum dapat mempelajari Veda dapat belajar agama Hindu berdasarkan kitab-kitab agama.
Kita agama isinya memuat ajaran tentang keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan petunjuk-petunjuk untuk melaksanakan tata cara persembahyangan.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa jumlah kitab-kitab Smrti yang dapat kita pergunakan sebagai petunjuk untuk meneta kehidupan berhubungan dengan Sang Hyang Wdhi, banyak jenisnya. Hal ini sesuai dengan ucapan kitab Smrti (Dharma Sastra) sebagai berikut :

wedo ‘khilo dharma mulam smrti cile ca tad widam
Acaracca iwa sadhunam atmanastutirceva ca

Artinya:
Seluruh weda merupakan sumber utama dari pada Dharma ( Agama hindu ) kemudian barulah smerti , disamping kebiasaan – kebiasaan yang baik dari orang – orang yang menghayati Veda ( Sila ) dan kemudian tradisi – tradisi dari orang – orang suci ( Acara ) serta terakhir adalah rasa puas diri sendiri (atmanastusti).
(Manawa Dharma sastra II.6)




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga