Lontar Bali – Warisan dan Tradisi Manuskrip Masyarakat Bali


NILAI ABSTRAK LONTAR

Fungsi dan kedudukan lontar dalam masyarakat memiliki kaitan yang erat dengan sistem kepercayaan dan kehidupan keagamaan masyarakat Bali. Lontar bagi masyarakat Bali adalah kitab suci yang selain disucikan tetapi juga dipelajari untuk dijadikan pegangan hidup sehari-hari (suluh nikang prabha). Ada hari khusus untuk menghormati dan menyucikan lontar, yaitu hari Puja Saraswati.

Puja Saraswati mendapat tempat istimewa bagi umat Hindu di Bali sehingga masuk ke dalam sistem kalender Bali. Hari/Dina dan Wuku peringatan Puja Saraswati ditempatkan pada hari terakhir yaitu hari Sabtu (Saniscara) dan, yaitu terakhir Watugunung. Hari-hari yang ditandai dengan mengumpulkan benda benda pusaka lontar.

Puja Saraswati ditandai dengan kegiatan membuat Candi Aksara atau Candi Pustaka (mengumpulkan lontar-lontar terpilih) yang dijadikan sthana Sang Aji Saraswati, dan kemudian orang Bali melakukan pemujaan pada pagi hari. Pada malam hari (semalam suntuk) melakukan pembacaan dan menyanyikan sastra-sastra lontar yang terpilih. Sang Hyang Aji Saraswati, Hyang
Wagiswari disimbolkan bersthana dalam aksara suci. Lontar-lontar suci disthanakan sebagai candi Tastra Saraswati (candi pustaka, candi bahasa, candi sastra, ataupun candi aksara) adalah tempat suci Saraswati. Aksara menjadi badan Sang Hyang Aji Saraswati.


Sumber

Dr. Drs. Ida Bagus Rai Putra, M.Hum
Prodi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya (Fakultas Sastra) Unud



Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

Dapatkan Dalam Versi Cetak
Baca Juga